KEBERSAMAAN TAMPING
Jubah Hitam Sang Malam Kembali hadir menghiasi Sang
Waktu
Kepastian yang terjadi Ketika Angin Malam Berhembus
Turut Serta Menemani kerenyuhan
Di saat Malam Menyelimuti
Ada Yang telah Rehat dan Menanggalkan Penat ,
Ada Pula yang Bagi Sebagian makhluk
Masih Melakukan sebagian Aktifitasnya Serta
Menjadikan Malam sebagai Sahabat dekat dalam
berinteraksi
Seperti halnya dengan Keriuhan Para Sang “TAMPING”
Sebutan yang mungkin masih terasa asing dan tak Lazim
Bagi Masyarakat ,
Yaaa . . . . . . .
“TAMPING” Merupakan Tenaga Sukarela Yang di ambil
Dari Para Napi Yang Berprestasi Yang dipekerjakan
Oleh Suatu Lembaga Pemasyarakatan dengan Tujuan
membantu
Tugas – Tugas Yang di emban oleh Para Petugas ,
Malam Bukan lah Akhir untuk bermanja dalam kepulasan memejamkan
Mata ,
Malam dijadikan sebagai tempat untuk Saling
bercanda,Berinteraksi dengan Sesama,
Berkumpul bersama,Saling bertukar Fikiran Maupun
Berbagi dalam keterbatasan
Di dalam Ruang Lingkup Intuitas Sosialisme ,
Canda Tawa di tuangkan dalam Satu tempat dalam
Berbagai aksi ,
Ocehan – ocehan Jenaka Terlontar dengan nada dan
Intonasi Yang Beragam
Sungguh . . . Malam memang dijadikan sebagai tempat
Untuk Saling Beragumantasi Konyol Bagi Para Sang “TAMPING”
Mungkin . . . . .
Ini lah saat – saat yang tepat Untuk Bergembira Ria ,
Jauh Dari hingar bingar dan Tugas Dari Para Petugas ,
Ada Yang Bernyanyi . . . . ,
Ada Yang Membaca . . . . ,
Ada yang Beradu Kreatifitas Dalam permainan Catur . .
. ,
Ada Yang Saling Berpijat Ria ,
Ada Yang berimajinasi Layaknya Penyiar Radio . . . ,
Ada Pula Yang Hanya Sekedar Merileksasikan Jari Jemari
tangan . . . . ,
Yaaa . . . . ,
Semua itu Terangkum menjadi Satu dalam Interaksi
Sosial Sesama “TAMPING” ,
Semua itu tercipta dalam Keharmonisan Sesama Riwayat
Permasalahan ,
Dan Semuanya . . . Terjadi di dalam Kebersamaan “TAMPING”